Sabtu, 27 April 2013

Riau Heritage Siap Menjaga Benda Pusaka Melayu

Riau Heritage Siap Menjaga Benda Pusaka Melayu

Apa istimewanya bulan April? Sebagian orang yang menganut emansipasi tentu tahu bahwa di bulan April ada Hari Kartini, yaitu setiap 21 April. Yupz, betul sekali. Kartini dengan surat-suratnya telah mewariskan sebuah semangat untuk kaum wanita Indonesia. Semangat emansipasi. Warisan itu menjadi pusaka budaya bagi masyarakat Indonesia dan selalu dijaga dalam bentuk gaya hidup.

Omong-omong soal warisan pusaka budaya, ada dua klasifikasinya. Pertama, adalah pusaka budaya intangible, tidak ketara atau bersifat tidak terlihat. Itulah sifat dan kepribadian. Emansipasi adalah salah satu contohnya. Kedua, adalah tangible, ketara atau terlihat. Itulah benda-benda pusaka. Warisan budaya tengible ini disebut juga dengan warisan bendawi. Pusaka jenis ini sangat rentan terhadap perubahan waktu, rapuh, mudah hilang dan rusak. Dan, tidak umum bagi kita memperingati tentang berdirinya sebuah situs budaya atau pusaka bendawi setiap tahun. Iya, bukan?

Namun, ternyata bulan April menyimpan keistimewaan lainnya. Selain ada peringatan tentang pusaka intangible. Di bulan ini, masyarakat dunia juga merayakan Hari Pusaka Dunia, yaitu setiap 18 April.

Masyarakat Riau tentu saja tidak mau ketinggalan. Seperti kali itu. Ada yang berbeda di Museum Sang Nila Utama, Pekanbaru, Kamis, (18/4) halamannya yang biasa lengang, tampak telah terisi oleh aneka macam rupa foto. Foto-foto tersebut dibingkai dengan pigura hitam dan dipajang dengan teknik khusus dan artistik. Sebagian foto diletakkan di atas ranting-ranting kayu. Kemudian diletakkan di anak tangga museum. Foto-foto itu bagaikan daun bagi ranting yang telah meranggas.

Setelah mencapai teras museum maka kita akan mendapati aneka foto lagi. Namun kali ini dipajang dengan sekat-sekat yang berupa bilik. Uniknya foto yang dipamerkan umumnya adalah tentang benda-benda bersejarah pusaka budaya peninggalan melayu tua, Riau.

Begitulah cara Riau Heritage memperingati hari itu, yaitu Hari Pusaka Dunia (World Heritage Day). Spesialnya lagi karena tahun 2013 ini juga di peringati sebagai Tahun Pusaka Indonesia. Riau Heritage adalah organisasi nirlaba yang peduli pada benda-benda pusaka dan cagar budaya melayu Riau. Organisasi ini menfokuskan diri pada pusaka budaya bendawi atau pusaka yang terlihat maupun pusaka yang bukan bendawi.

Dan, melalui foto-foto tersebut, Riau Heritage menyampaikan kepada kita, masayarakat Riau, terutama generasi muda, “inilah pusaka kita.” Kegiatan tersebut juga didukung oleh berbagai komunitas sepert Sapu Lidi, Blogger Bertuah, Donor buku, RiauMagz.com, Pancang Nibung dan Komunitas Fotografi Pekanbaru.

Keesokan harinya helat serupa juga diselenggarakan di Kantor Surat Kabar Tribun, Jalan Imam Munandar, Harapan Raya, Jumat (19/4). Disana pameran fotografi pusaka melayu ini dilaksanakan hingga malam hari.

Masyarakat Riau juga memiliki mewarisan benda-benda pusaka dari kerajaan-kerajaan melayu tua. Parahnya, benda-benda pusaka tersebut tidak luput dari berbagai ancaman. Misalnya pembangunan. Adakalanya pembangunan yang terjadi dapat menghilangkan situs bersejarah.

Namun masyarakat Riau tidak perlu "terlalu" khawatir lagi. Sebab Riau Heritage siap memperhatikan kelestarian situs cagar budaya melayu Riau untuk masa yang akan datang. Saat ini Riau Heritage telah mengidentifikasikan 44 buah situs pusaka Riau. Hanya saja, diduga 90 persennya berada dalam kondisi terancam. Baik karena alam dan umur bendanya yang sudah tua hingga karena pembangunan.

Bersempena dengan peringatan Hari Pusaka Dunia tersebut, Riau Heritage juga melaunching newsletter yang memberikan informasi tentang benda-benda pusaka dan berbagai kegiatan pelestarian pusaka di Riau, Indonesia dan Internasional. Newsletter tersebut diberi nama On Heritage.

"Kami yang ada di Riau Heritage bukanlah orang-orang yang paling mengerti sejarah atau orang yang paling mengerti budaya," ucap Ketua Yayasan Riau Heritage, Ardiansyah Tanjung dalam pidato penyambutannya. "Kami hanyalah orang-orang yang peduli dan merasa bahwa pusaka-pusaka tersebut harus kita jaga nersama sebagai bukti bahwa Riau pernah berjaya dahulunya."


Saat ini generasi muda Riau banyak yang acuh bahkan tidak tahu dengan benda-benda peninggalan sejarah yang asli milik Riau. Mereka hanya kenal dengan bentuk rumah minimalis, semi mediterania, modern klasik. Tapi ketika ditanya tentang mengapa harus ada ukiran di rumah tradisional melayu Riau, tak seorangpun yang tunjuk jari. Gigit jari, iya!

Hal senada disampaikan oleh Al Azhar, ketua Lembaga Adat Melayu Riau, "Jangan biarkan generasi Riau saat ini tidak mengetahui warisan apa yang mereka miliki," ujarnya ditempat yang sama. Al Azhar juga menyatakan bahwa ancaman yang paling besar terhadap kerusakan atau hilangnya situs budaya adalah pembangunan, baik pembangunan oleh pemerintah maupun swasta.


Tentu saja kita tidak apatis terhadap pembangunan. Namun alangkah suatu kebaikan jika pembangunan juga dilandasi oleh kearifan lokal. Misalnya dengan memahami bahwa ada situs-situs sejarah yang sebaiknya dijaga tetap seperti adanya ia pada mulanya. Selain itu ancaman terhadap pusaka daerah juga berasal dari gaya hidup (life style) masyarakat.

Tahun 2013 ini Riau Heritage mengfokuskan program kerja mereka pada situs-situs budaya yang terdapat di daerah Senapelan dan komplek Candi Muara Takus. Candi ini menyimpan banyak cerita sejarah yang hingga saat ini masih diperdebatkan. Namun penangannya yang tidak maksimal membuat keberadaan situs candi yang satu-satunya di Riau ini rentan terhadap kerusakan hingga bisa saja hilang sama sekali. Oleh karena itu, Riau Heritage menggagas pergerakan Lestari Muara Takus.


Seluruh kegiatan dan pergerakan-pergerakan Riau Heritage terbuka bagi masyarakat umum. Siapa saja yang ingin menikmati penggalan-penggalan sejarah Riau melalui benda pusakanya silahkan bergabung dengan organisasi ini. Untuk itu, silahkan kunjungi sekretarian Riau Heritage di Omah Buku, Jalan Nangka, atau join dengan grup RH di facebook https://www.facebook.com/groups/RiauHeritage/ serta akun twitter @RiauHeritage (IS)