Sabtu, 08 Januari 2011

Kerangka dan Konsep Kebudayaan

KERANGKA KEBUDAYAAN - Untuk dapat memahami ilmu budaya dasar yang merupakan perpaduan beberapa pengertian, konsep, atau teori pengetahuan budaya, bila perlu terlebih dahulu mempelajari kerangka kebudayaannya sendiri. Sebab apa yang dikatakan definisi, pengertian, atau teori tentang pengetahuan budaya, semuanya merupakan komponen dari susunan suatu ilmu, yang tidak dapat melepaskan diri dari objek materi dan objek formal suatu ilmu.

Untuk memudahkan dalam dialektika tentang kebudayaan yang wawasannya begitu luas, perlu dipahami terlebih dahulu tentang kerangka kebudayaan, yang meliputi konsep kebudayaan, wujud kebudayaan, unsur kebudayaan, sistem budaya, sistem sosial, kebudayaan fisik, dan pengertian lainnya. Demikian pula dalam observasi ilmiah terkadang sulit untuk membatasi dan memusatkan perhatian terhadap suatu gejala. Akan tetapi sering dalam prakteknya suatu kegiatan ilmiah mengandung banyak nuansa yang tidak jelas sudut pandangnya (presepsinya).

KONSEP KEBUDAYAAN

Menurut Koentjaraningrat (1980), kata “kebudayaan” berasal dari kata Sansekerta

Budhayah, yaitu bentu jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Sedangkan kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya” yang berarti “daya dari budi” sehingga di bedakan antara “budaya” yang berarti “daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, dengan “kebudayaan” yang berarti hasil dari cipta, karsa, dan rasa. Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu artinya sama saja. Menganalisis konsep kebudayaan perlu di lakukan dengan pendekatan dimensi wujud dan isi dari wujud kebudayaan.

Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu :
Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia : Wujud ini di sebut sistem budaya,sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya. Disebutkan bahwa sistem budaya karena gagasan dan pikiran tersebut tidak merupakan kepingin-pinginan yang terlepas, melainkan saling berkaitan berdasarkan asas-asas yang erat hubungannya, sehingga menjadi sistem gagasan dan pikiran yang relative mantap dan kontinyu.
Kompleks aktivitas, berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret, dapat di amati atau di observasi. Wujud ini sering di sebut sistem sosial. Sistem sosial ini tidak dapat melepaskan diri dari sistem budaya. Apa pun bentuknya, pola-pola aktivitas tersebut ditentukan atau ditata oleh gagasan-gagasan, dan pikiran-pikiran yang ada di dalam kepala manusia. Karena saling berinteraksi antara manusia, maka pola aktivitas dapat pula menimbulkan gagasan, konsep, dan pikiran baru serta tidak mustahil dapat di terima dan mendapat tempat dalam sistem budaya dari manusia yang berinteraksi tersebut.
Wujud sebagai benda. Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret biasa juga di sebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak.


Sumber :
Ilmu Budaya Dasar
Dr. M. Munandar Soelaeman
Refika Aditama
Cetakan 10
2007