Konsep Sistem-sistem Nilai Budaya - Konsep sistem-sistem nilai budaya bermacam-macam, merupakan alternatif-alternatif, yang menunjukkan bahwa macam-macam nilai dapat mengandung suatu model menyeluruh untuk deskripsi dan studi perbandingan. Diasumsikan bahwa perbedaan macam-macam dan tingkat-tingkat nilai aturan-aturan khusus atau umum, cita-cita, norma-norma kriteria lainnya dalam sikap mengatur, penilaian dan sanksi-sanksi, semuanya menyusun suatu sistem nilai budaya yang komplek (Ethel M. Albert, 1972: 256).
Nilai-nilai yang diamati oleh setiap individu atau kelompok, berbeda satu dengan yang lainnya. Demikian pula di tempat yang satu dengan di tempat yang lainnya berbeda. Akan tetapi, pada waktu yang sama, variasi-variasi nilai-nilai yang dianut ini mempunyai hubungan tertentu dengan suatu tema normative. Landasan pemikiran ini, menurut Alvin L. Bertrand (1967), merupakan landasan bagi cara pendekatan sistem nilai di dalam penyelidikan terhadap nilai-nilai masyarakat.
Dalam kajian sosiologi, yang dimaksud dengan sistem nilai adalah nilai inti (Score value) dari masyarakat. Nilai inti ini di ikuti oleh setiap indivudu atau kelompok yang jumlahnya cukup besar. Orang-orang itu betul-betul menjunjung tinggi nilai itu sehingga menjadi salah satu faktor penentu untuk berperilaku. Bahkan menurut Williams (1960), sistem nilai itu tidak tersebar secara sembarangan, tetapi menunjukkan serangkaian hubungan yang bersifat timbal balik, yang menjelaskan adanya tata tertib di dalam suatu masyarakat. Di dalam sistem nilai tersebut kadang-kadang terdapat berbagai konsepsi yang hidup di dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang dianggap bernilai dalam hidup.
Karena itu, suatu sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia (Koentjaraningrat, 1981). Sistem nilai budaya itu demikian kuatnya meresap dan berakar di dalam jiwa masyarakat sehingga sulit diganti atau diubah dalam waktu yang singkat. Sistem nilai budaya di dalam masyarakat menyangkut masalah-masalah pokok bagi kehidupan manusia. Sistem nilai budaya berupa abstraksi yang tidak mungkin ditemukan seratus persen telah dihayati atau menjiwai nilai-nilai dominan yang persis sama dengan apa yang ada di dalam masyarakat tertentu. Oleh karna itu, mungkin saja nilai-nilai inti tertentu dapat berbeda atau bertentangan dengan nilai-nilai yang lain. Suatu bangsa mempunyai orientasi nilai-nilai tertentu. Akan tetapi, secara universal orientasi nilai budaya ini telah disusun kerangkanya oleh seorang antropolog bernama Kluckhohn (dalam Variation in Value Orientation, 1961).
Sumber :
Ilmu Budaya Dasar
Dr. M. Munandar Soelaeman
Refika Aditama
Cetakan 10
2007
Nilai-nilai yang diamati oleh setiap individu atau kelompok, berbeda satu dengan yang lainnya. Demikian pula di tempat yang satu dengan di tempat yang lainnya berbeda. Akan tetapi, pada waktu yang sama, variasi-variasi nilai-nilai yang dianut ini mempunyai hubungan tertentu dengan suatu tema normative. Landasan pemikiran ini, menurut Alvin L. Bertrand (1967), merupakan landasan bagi cara pendekatan sistem nilai di dalam penyelidikan terhadap nilai-nilai masyarakat.
Dalam kajian sosiologi, yang dimaksud dengan sistem nilai adalah nilai inti (Score value) dari masyarakat. Nilai inti ini di ikuti oleh setiap indivudu atau kelompok yang jumlahnya cukup besar. Orang-orang itu betul-betul menjunjung tinggi nilai itu sehingga menjadi salah satu faktor penentu untuk berperilaku. Bahkan menurut Williams (1960), sistem nilai itu tidak tersebar secara sembarangan, tetapi menunjukkan serangkaian hubungan yang bersifat timbal balik, yang menjelaskan adanya tata tertib di dalam suatu masyarakat. Di dalam sistem nilai tersebut kadang-kadang terdapat berbagai konsepsi yang hidup di dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang dianggap bernilai dalam hidup.
Karena itu, suatu sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia (Koentjaraningrat, 1981). Sistem nilai budaya itu demikian kuatnya meresap dan berakar di dalam jiwa masyarakat sehingga sulit diganti atau diubah dalam waktu yang singkat. Sistem nilai budaya di dalam masyarakat menyangkut masalah-masalah pokok bagi kehidupan manusia. Sistem nilai budaya berupa abstraksi yang tidak mungkin ditemukan seratus persen telah dihayati atau menjiwai nilai-nilai dominan yang persis sama dengan apa yang ada di dalam masyarakat tertentu. Oleh karna itu, mungkin saja nilai-nilai inti tertentu dapat berbeda atau bertentangan dengan nilai-nilai yang lain. Suatu bangsa mempunyai orientasi nilai-nilai tertentu. Akan tetapi, secara universal orientasi nilai budaya ini telah disusun kerangkanya oleh seorang antropolog bernama Kluckhohn (dalam Variation in Value Orientation, 1961).
Sumber :
Ilmu Budaya Dasar
Dr. M. Munandar Soelaeman
Refika Aditama
Cetakan 10
2007